Apa itu Problem Solver dan Cara Melatihnya dalam pendidikan di SMA beserta contohnya

Dalam dunia yang serba dinamis, kemampuan untuk berpikir kritis dan menemukan solusi dari berbagai permasalahan menjadi keterampilan yang sangat berharga. 

Di sekolah, khususnya di tingkat SMA, siswa diharapkan tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kemampuan problem solving yang kuat. Kemampuan ini melatih siswa menjadi problem solver, yakni individu yang mampu menganalisis situasi, mencari akar masalah, dan menemukan solusi kreatif.

Apa yang Dimaksud dengan Problem Solver?

Problem solver adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebabnya, serta menemukan solusi yang efektif dan realistis. Dalam konteks pendidikan, problem solver adalah siswa yang tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan belajar, tetapi justru mencari cara untuk mengatasinya dengan logika dan kreativitas.

Misalnya, ketika menghadapi kesulitan dalam memahami pelajaran matematika, seorang siswa dengan kemampuan problem solving tidak langsung meminta jawaban kepada guru. Sebaliknya, ia mencoba memahami kembali langkah-langkah penyelesaiannya. 

Selain itu, siswa akan berdiskusi dengan teman, atau mencari referensi lain. Sikap ini mencerminkan kemandirian, ketekunan, dan rasa ingin tahu yang mana tiga karakter penting dalam dunia pendidikan modern.

Tujuan dari Problem Solving dalam Pembelajaran

Tujuan utama dari problem solving dalam pendekatan dalam pembelajaran membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Membantu siswa  mempersiapkan menghadapi tantangan nyata di kehidupan sehari-hari.

Beberapa tujuan lain dari problem solving antara lain:

1. Melatih Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis

Salah satu tujuan utama problem solving adalah mendorong siswa untuk berpikir kritis (critical thinking). Dalam proses memecahkan masalah, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga belajar:

  • Mengidentifikasi inti permasalahan.
  • Menyusun hipotesis atau dugaan sementara.
  • Menganalisis berbagai alternatif solusi dengan logika.
  • Mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan.

Misalnya, dalam pelajaran ekonomi, siswa diminta mencari solusi terhadap isu inflasi di daerah tertentu. Dengan ini, siswa belajar menganalisis data, memahami penyebabnya, dan menimbang langkah yang paling efektif. 

2. Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi

Selain berpikir kritis, problem solving juga menumbuhkan kreativitas. Setiap masalah jarang memiliki satu jawaban pasti, sehingga siswa perlu mengembangkan imajinasi dan berpikir di luar kebiasaan (out of the box).

Misalnya, ketika dihadapkan dengan tugas membuat alat penghemat energi sederhana, siswa akan terdorong untuk mencari ide-ide unik, mengkombinasikan bahan yang ada, dan menciptakan solusi baru. Proses ini membangun mental agar siswa yang tidak takut bereksperimen dan berani mencoba hal baru.

3. Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Komunikasi

Problem solving sering kali dilakukan melalui kerja kelompok atau diskusi tim. Dengan begitu, siswa belajar untuk mengemukakan pendapat dengan jelas dan sopan.

Selain itu, siswa dapat mendengarkan ide orang lain dengan terbuka. Selanjutnya menggabungkan berbagai sudut pandang menjadi satu solusi yang lebih baik. Keterampilan tersebut menjadi bekal penting dalam dunia profesional. Kelak setiap individu perlu berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

4. Menumbuhkan Kemandirian dan Rasa Tanggung Jawab

Problem solving menuntut siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses belajar. Para siswa tidak lagi menunggu instruksi atau jawaban dari guru, tetapi berinisiatif mencari solusi sendiri.

Sikap ini menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap hasil belajar, karena siswa menyadari bahwa keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha mereka sendiri.

Misalnya, saat menghadapi kesulitan dalam proyek kelompok, siswa diajak untuk membagi tugas secara adil dan memastikan setiap anggota bertanggung jawab atas bagiannya.

5. Membentuk Karakter Tangguh dan Pantang Menyerah

Setiap proses pemecahan masalah tidak selalu berjalan mulus. Sering kali, solusi pertama gagal, atau hasil tidak sesuai harapan. Melalui situasi seperti ini, siswa belajar arti ketekunan, kesabaran, dan kemampuan menghadapi kegagalan secara positif.

Guru dapat menekankan bahwa kegagalan bukan akhir dari proses, melainkan bagian penting dari pembelajaran. Dengan begitu, siswa akan memiliki mental tangguh dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, baik dalam akademik maupun kehidupan pribadi.

Pada dasarnya tujuan problem solving dalam pembelajaran bukan sekadar agar siswa bisa menyelesaikan soal sulit, tetapi agar mereka belajar cara berpikir dan bersikap dalam menghadapi persoalan hidup, termasuk menyelesaikan masalah sosial di sekolah

Melalui latihan berpikir kritis, kolaborasi, dan refleksi diri, pendidikan di SMA dapat benar-benar mencetak siswa yang tidak hanya pintar, tetapi juga cerdas secara emosional dan sosial.

Bagikan Post Ini
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp