Jenis-Jenis Bullying di Sekolah dan Contohnya

Pengertian Bullying

Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau lebih individu terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah, baik secara fisik maupun psikologis, dengan tujuan menyakiti atau mengintimidasi. Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying. Tindakan ini dapat menyebabkan dampak negatif yang serius terhadap korban, termasuk trauma emosional, depresi, dan dalam kasus ekstrem, bunuh diri.


Bullying atau perundungan menjadi salah satu masalah sosial di sekolah yang sangat serius. Sudah sering terjadi bullying di sekolah yang berujung pada kematian siswa. Jenis bullying ada berbagai macam, yang sebaiknya diketahui dengan baik oleh guru maupun orang tua, supaya tindakan perundungan bisa dicegah.

Tindakan perundungan di sekolah biasanya dilakukan oleh orang yang merasa lebih kuat kepada mereka yang inferior. Dampak bullying tidak bisa dianggap enteng, karena bukan saja menyebabkan korbannya depresi, juga dapat memicu tindakan bunuh diri. Perundungan tidak hanya terbatas pada kekerasan secara fisik saja tetapi juga verbal dan lainnya.

Jenis Bullying di Lingkungan Sekolah

Berbagai masalah sosial di sekolah salah satunya seperti bullying memang harus segera diatasi. Sebab, selain membuat suasana belajar menjadi tidak nyaman, dampaknya yang lebih besar bisa membuat siswa yang bersangkutan melakukan tindakan berbahaya akibat rasa malu dan depresi.

Berdasarkan data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang dipublish oleh Katadata.co.id, kasus perundungan di lingkungan sekolah pada kurun waktu Januari hingga Juli 2023, 18,75% terjadi di jenjang SMA. Tentu ini data yang tidak menggembirakan, karena nyatanya perundungan ini masih terjadi di usia sekolah.

Untuk meminimalisir terjadinya perundungan, ketahui jenis-jenis bullying yang sering terjadi di sekolah beserta contoh perundungan berikut ini:

1. Bullying Verbal

Physical bullying atau perundungan secara verbal bisa dikatakan yang paling sering terjadi. Sebagai pelajar, pahami bahwa kita tidak hanya wajib menghormati guru di sekolah, tetapi juga pada teman-teman sebaya.

Bahkan seringkali bullying verbal tidak disadari oleh pelakunya sendiri, karena menganggapnya hanya sebagai candaan saja. Ini bisa muncul karena tidak adanya rasa menghormati dan menghargai teman sebaya.

Bullying verbal ini dapat menyebabkan korbannya menjadi insecure. Contoh dari bullying verbal misalnya, mengolok-olok teman ketika nilainya tidak bagus, menyebut teman dengan julukan yang tidak baik dan lain sebagainya.

2. Bullying Fisik

Selanjutnya ada jenis bullying fisik, yang sangat berpotensi membuat korbannya menjadi trauma. Bullying fisik lebih mudah dikenali daripada yang verbal, karena bisa dilihat kasat mata, baik tindakannya maupun akibatnya. Contoh perundungan fisik ini misalnya melempari teman dengan alat tulis, menghadang teman saat akan lewat, bahkan tindakan yang lebih parah adalah memukul, menonjok dan sejenisnya.

3. Bullying Sosial

Berikutnya ada perundungan secara sosial yang dampaknya tidak kalah menakutkan. Bullying sosial ini biasanya akan menyebabkan korbannya menjadi tidak mau bergaul dengan orang lain. Sayangnya, tindakan perundungan sosial ini justru kerap ditampilkan dalam drama-drama televisi yang disukai anak remaja. Perundungan sosial adalah tindakan bullying yang dilakukan sekelompok orang kepada orang lain.

4. Bullying Dunia Maya

Tindakan perundungan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga pada media sosial. Perundungan seperti ini dinamakan cyber bullying, yang kerap dialami oleh para selebritis oleh hatersnya. Meskipun mungkin korban tidak mengenal pelaku, namun dampak dari cyberbullying ini sama buruknya.

Komentar yang tidak menyenangkan, menyindir atau mengintimidasi merupakan contoh dari tindakan perundungan siber. Perundungan jenis ini tidak hanya terjadi pada orang-orang terkenal saja, tetapi juga pada orang biasa, termasuk siswa sekolah. Apalagi saat ini hampir semua pelajar pasti menggunakan media sosial. Artinya, semakin besar juga peluang untuk melakukan perundungan melalui media sosial.

5. Bullying Seksual

Yang tidak kalah mengerikan dan sering terjadi belakangan ini adalah perundungan secara seksual. Contoh yang paling sering terjadi yaitu pelecehan seksual atau sexual harassment. Dampak paling buruk yang bisa terjadi adalah korban berpotensi menjadi pelaku di masa depan. Contoh dari tindakan pelecehan seksual misalnya menyentuh bagian-bagian terlarang seseorang. Bentuk pelecehan seksual yang cukup memprihatinkan yaitu pemerkosaan.

Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya bullying tersebut. Solusi yang dimaksud antara lain memberikan edukasi tentang bahaya bullying, membuat sanksi yang tegas bagi pelaku, memberikan teladan yang baik dan lain-lain. Edukasi kepada siswa maupun warga sekolah lainnya juga menjadi hal yang sangat penting.

Sebab, selain menjadi tanggung jawab siswa di sekolah, bullying juga merupakan tanggung jawab dari guru, staff, orang tua, dan warga sekolah lainnya. Dengan adanya tindakan antisipasi dari guru dan orang tua, diharapkan berbagai jenis bullying dapat dicegah, terutama di sekolah.

Lingkungan sekolah yang kondusif juga berperan untuk mencegah adanya bullying, seperti SMA Dwiwarna (Boarding School). Dimana siswa dan guru saling mendukung dan bersatu di sekolah sebagai sebuah keluarga besar.

Bagikan Post Ini
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp